Thursday, May 19, 2011

TERBEBAS DARI ROKOK - (translated by Haryono 'Yi Fu' Cokro)

{I decided to post the translation of my posting about quit smoking, as my appreciation and gratitude to my best friend Haryono 'Yi Fu' Cokro for his kind heart and care to anyone in the battle and struggle of quit smoking, thankful for his willingness to delay his bed time translating this "what he so called" - notes. Thank you Yi Fu, God bless you!!}

Terbebas dari rokok
Oleh : Ita Saleh (www.ita-notesoflife.blogspot.com
Ketika seseorang mengalami ketergantungan/kecanduan/ketagihan (addiction), sadar atau tidak, kita sedang menyerahkan hidup kita kepada addiction tersebut, sehingga tercipta suatu keterikatan yang membuat seorang perokok sulit untuk melepaskan diri. Bahkan ketika seseorang yang paling dekat/sayangi, termasuk putriku tersayang ketika ulang tahunnya yang ke-5, memintaku untuk berhenti merokok. 


Hei, berhenti merokok tidaklah semudah yang Anda bayangkan”.

Salam sejahtera. Saya seorang mantan perokok, perokok aktif, dan bertahun-tahun diantaranya adalah perjuangan berat untuk lepas dari rokok. Saya suka sekali dan ahli merokok. Sensasinya ketika berada di jemariku, bau dan rasanya. Kepercayaan diri, harga diri, kekuatan, ketenangan, yang kudapatkan setiap kali merokok, membuatku semakin tidak dapat lepas darinya.

Saya menyadari betul, A.C.F (kandungan arsenik, sianida, dan formaldehida dalam rokok) sangat berbahaya bagi tubuhku. Dan efeknya lebih berbahaya lagi untuk orang-orang di sekitarku. Saya juga menyadari dan mengakui, sebagai seorang Kristen, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa merokok merupakan hal yang tidak sepatutnya kulakukan (1 Korintus 6:19-20). Sepertinya, setiap kali merokok, aku merusak tubuh "pinjaman" yang diberikan oleh Tuhan, dengan sengaja.

Selama 10 tahun pertama merokok, saya tidak pernah benar-benar berpikir untuk berhenti, karena saya menyakinkan diri bahwa jika saya ingin berhenti pun, hal itu tidak akan terjadi seketika. Lambat laun, saya mulai lelah, karena hidupku seakan ‘didefinisikan’ oleh rokok. Saya tanpa rokok adalah bukan saya lagi. 

Sejak saat itu, aku memutuskan untuk berhenti merokok. 1 minggu berhenti, kembali merokok lagi, 3 bulan berhenti, kembali merokok lagi. Suatu siklus yang seakan tidak berujung. Jatuh bangun berulang kali akhirnya membuatku berseru dan memohon pada Tuhan. “Tuhan, aku menyerah. Aku tidak dapat melakukan ini sendiri. Aku akan berhenti, ya Tuhan, berhenti, asal Engkau bersedia menolongku”. 

Kemudian Tuhan mengingatkanku pada suatu doa yang sudah kulupakan. Doa yang tertanam dalam rohku, doa yang membuka jalan bagi terobosan, doa yang mengubahkan hidup, doa yang ingin Tuhan dengar dariku. Doa itu adalah doa yang penuh penyerahan diri padaNya, pada kehendakNya. Aku sudah lakukan bagianku, aku berusaha semampuku, dengan tetap sadar dengan keinginan yang kuat untuk berhenti merokok, tidak lagi menjadikan rokok sebagai benteng perlindungan atau tempat pelarian.

Aku ingin bebas dan hanya Tuhan yang dapat membebaskanku. Doa demi doa kupanjatkan, akhirnya dengan kasih karuniaNya, aku benar-benar terbebas dari rokok sejak 4 tahun yang lalu. Ketika kuserahkan hal yang selama ini kupegang erat pada Tuhan, saat itulah, kebebasan penuh kudapatkan dariNya.

Ketika melihat ke belakang, saya menyadari bahwa bukan rasa dari rokok yang membuatku tidak dapat lepas dari rokok. Jauh di balik semua itu, pemenuhan diri (fulfillment) yang kucari (dan kudapatkan) dari merokok. Ketika saya stress, rokok yang kucari, bukan Tuhan. Ketika saya membutuhkan inspirasi dan ketenangan, bukan doa yang kupanjatkan, tetapi merokok. Bukankah, pemenuhan diri yang sejati hanya datang dari Tuhan? Ketika kita ‘minum’ dari sumber yang salah, kita akan selalu haus dan haus lagi, namun ketika kita ‘minum’ dari sumber yang benar, yakni melalui kebenaran Firman Tuhan, kita tidak akan haus lagi (Yohanes 4:13-14). 

Langkah pertama yang terpenting untuk kita terbebas dari merokok adalah pengakuan diri bahwa kita sedang bermasalah. Buatlah komitmen pada Tuhan dan diri sendiri untuk berhenti. Teliti dengan seksama kehidupan kita sehari-hari, situasi apakah yang membuat kita menyerah dan kembali merokok. Dengarkan hati yang terdalam, lihat dan rasakanlah kasihNya yang begitu besar, suatu kuasa besar yang memampukan dan menguatkan kita untuk bebas. Ingatlah bahwa kita tidak dapat melakukannya sendirian.

Pada akhirnya, bukan masalah biaya/harga dari rokok itu, itu tidak sebanding dengan KEBEBASAN sejati, yang membuat kita mulai berpikir untuk berhenti merokok. Berhentilah merokok! Hiduplah lebih sehat, segar dan bahagia. Dan yang pasti, hidup yang tidak perlu lagi mengorbankan orang-orang terdekat kita karena kebiasaan kita merokok. Tuhan memberkati.

1 comment:

yifu said...

haha it's an honor, indeed. GBU in return.

MARRIAGE IS A DAILY LIFE

Before I continue writing, forgive me for the title of this post that may sounds like it understates the meaning of marriage. NO! It is not ...