Sunday, September 29, 2013

PRAISE & WORSHIP MINISTRY


We are singers. We are worshippers. We are family altogether.

Its still strongly memorized when 5 years ago (in 2009) I -what so called- applied to be a singer in this ministry team, and today on my departure, we've been a big family altogether.

I thank God for being in this wonderful team, and thank you for every moment we shared, in tears and laughter, in every joy and stressful moment, in every breakfast and dinner ha ha ha .....

Mendadak lupa lyric lagu adalah salah satu yg bikin (mendadak) stress, demikian juga salah not alias fals di suara 2, and falseto itu haram hukumnya ketika latihan. Ragu-ragu masuk di kalimat pertama, itu pasti bikin Kak Rocky geram krn pertanda kita kurang latihan :))

Sebaliknya, night meeting at "The Loop" adalah contoh joyful moment. Diskusi akan lbh cepat sampai pada kata sepakat, tergantung tempat & menu :))))

I'm gonna miss you all Guys, ..... from the bottom of my heart I wish you all shine brighter, singing more beautiful, for the glory of our Lord God, Jesus loves you, so do I.

Tetap semangat menghadapi setiap perubahan, keep pressing forward, up to the next level, and stay blessed!!!

Note : Special thanks buat yg bikin gambar ini, karena .... somehow saya terlihat lebih langsing :))

Tuesday, August 27, 2013

CELL GROUP - KELUARGA KEDUA


Sebagai seorang yang sering berpindah kota karena pekerjaan, sangat penting bagi saya untuk berada di dalam suatu komunitas tempat berbagi dan bertumbuh bersama dan saling mendukung.

Tinggal di Surabaya sejak 2005 dan menjadi“regular visitor”gereja hingga 2007 karena tidak seorangpun saya kenal. Setelah memutuskan mengikuti kelas  DK dan HB saya mulai kenal jema’at lain dan bergabung di KESAN (Kelompok Saling Memperhatikan).  Anggota KESAN kami semuanya perempuan, sejak 2007 hingga sekarang, meskipun anggota datang & pergi silih berganti (biasanya setelah menikah mereka pindah KESAN lain krn jarak tempat tinggal yg jauh), saya ber-komitmen utk tetap ada dalam KESAN, siapapun anggotanya.

Pertemuan KESAN adalah saat saat yang selalu saya nantikan. Jika sedang dalam pergumulan, kepada teman – teman di KESAN lah saya berbagi, jika sedang bersukacita akan suatu keberhasilan, dengan teman – teman KESAN saya ingin bersama merayakan. Setelah bersama sama cukup lama, kami sudah mengenal watak & karakter masing-masing, kami menerima dan memaklumi satu sama lain, kami saling mendukung.

Saya belajar pentingnya motivasi yang  murni dari Manisen, dia selalu ingatkan saya tentang hal itu. Melihat kesabaran Ci Ai, saya selalu belajar  untuk sabar dan menjadi pendengar yang baik, dari keberanian iman Vicky, saya dikuatkan utk tidak selalu kuatir, Yenny mengajari saya utk tekun bersekutu dengan Tuhan dan tidak mudah menyerah .

Saya percaya orang Kristen bertumbuh di dalam komunitas, tidak ada Kristen “jomblo” yang all by him/herself atau tidak butuh orang lain. Kadang kami mengalami perselisihan juga, perbedaan pendapat, ketidaksetujuan akan suatu hal, tetapi kami belajar utk menyelesaikan dan bertindak sesuai Firman Tuhan. Kami menangis dan merasakan beban berat jika salah satu dari kami sedang susah, demikian juga kami turut bersukacita dalam kebahagiaan teman kami.

Melalui KESAN Satelit Indah, kami ingin lebih kuat, dewasa dalam iman dan diperlengkapi untuk menjadi berkat bagi lebih banyak orang. Jumlah kami memang tidak seberapa tapi kami dipersatukan dan di ikat dengan kasih Tuhan yang memungkinkan kami menjadi wanita wanita Nya Allah yang membawa dampak posistif bagi sekitar kami.

KESAN is my second home, we are sisters in Christ, bond in Jesus love and we support each other, we love each other.

Friday, July 19, 2013

CERITA TENTANG JEMBER - KIKI GOES TO CAMPUS



Kiki goes to campus -------- Ini tulisan tentang perjalanan kami ke Jember, perjalananku dan Kiki, mengantar Kiki ke kampus dan tempat tinggalnya yang baru, at least for the next 4 years, my little princess sudah mahasiswa. Oh God, time really flies.


Setelah diterima di Fakultas Kesehatan Masyarakat - Universitas Jember melalui jalur SBMPTN, kami harus melakukan verifikasi ke kampus untuk menentukan berapa uang kuliah per semester yang harus kami bayar melalui sistem UKT (Uang Kuliah Tunggal). Setelah cek jadwal verifikasi dan memenuhi kelengkapan dokumen yang diminta, kami mulai mencari sarana transportasi dan hotel, yang tentunya nyaman namun dengan harga terjangkau.

Perjalanan dimulai dengan mencari reference transport dan hotel berharga terjangkau dan berlokasi bagus, terutama dekat kampus Universitas Jember, mengingat kami belum pernah ke Jember dan hanya tahu Jember dari cerita teman dan internet, maka kami putuskan untuk kesana naik travel, supaya bisa diantar sampai alamat hotel tujuan. Puji Tuhan, travel yang kami tumpangi cukup bagus, mobilnya well maintained, pengemudinya sopan dan helpful, serta perjalanan kami cukup nyaman sampai tujuan.

Hotel yang kami tuju adalah hotel bintang 3*** di tengah kota, hanya berjarak 10 menit dengan mobil ke kampus Universitas Jember. Hotel ini bersih dan nyaman, pelayanannya ramah dan professional, fasilitas di kamar di maintained dengan baik, demikian juga ambience diluar kamar, outdoor area yang teduh, bersih dan nyaman. {Hal ini mengobati rasa kecewa kami dengan salah satu hotel di Malang di daerah Gajayana, yang kami tempati waktu Kiki test SBMPTN, dimana hotelnya sangat kotor dengan kualitas pelayanan selevel rumah singgah, sementara harga yang kami bayarkan sama dengan harga hotel yang di Jember ini}.

Perjalanan di dalam kota dari hotel ke kampus vice versa kami tempuh dengan taxi, hanya ada 2 armada taxi di Jember : Jember taxi dan Perdana Taxi. Taxi taxi nya tidak sebagus di Surabaya, kondisi mobil rata-rata tidak terawat, mobil – mobil tahun 90 kebawah, pengemudi nya tidak well mannered, kurang sopan dan curang (nakalan). Mereka selalu mencari kesempatan untuk menarik tarif tinggi tanpa argo (harga borongan), ada yang tetap menyalakan argo namun minta tambahan bayaran dari harga yang sudah tercantum di argo, entah 30% atau bahkan sampai 40%, alasannya macam – macam, mulai dari karena harga BBM naik sampai alas an bahwa argo belum di tera ulang, it doesn’t make any sense.

Tapi itulah kondisi per”taxi”an di Jember, mengeluhkan (complain) ke operator pun percuma, karena sepertinya perusahaan taxi (operator) hanya sebagai “penerima & penyalur order per telpon” dan tidak bertanggung jawab atas tindakan pengemudi di lapangan, keluhan tidak ditanggapi dengan professional, ada operator yang hanya menjawab dengan “tidak tahu” atas setiap keluhan (hufft, tarik nafas panjang!, perlu kesabaran extra). Belajar dari hal ini, mintalah selalu kepada pengemudi utk pasang argo, atau kalau dia ngotot minta harga borongan, tetapkan di awal dengan jelas dan tegas kemana saja tujuan kita, apakah akan diminta menunggu atau tidak, dan berapa harga borongannya tanpa tambahan persen ini dan itu. Jangan buka celah atau kesempatan untuk pengemudi itu mencurangi kita. Jujur saja, bukan soal berapa uangnya, tetapi menghandle rasa kecewa dan amarah yg tidak tersalurkan ini yang melelahkan, ha ha ha ha aaaa …….

Kami datang pagi-pagi ke Gedung Soetardjo Universitas Jember bahkan sebelum pintu gedung ini dibuka. Tepat jam 8 pintu utama dibuka dan hanya orang tua calon mahasiswa yang di-ijinkan masuk. Didalam gedung ini sudah dibagi tiap section dengan tanda tulisan fakultas masing – masing sesuai denah yang ditempel di depan pintu masuk.

Setelah duduk di deretan kursi di bawah tanda bertuliskan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Petugas verfikasi datang dan mulai memanggil setiap orang tua mahasiswa sesuai urutan duduknya. Petugas dari Universitas Jember yang mirip Peppy  (Peppy, the explorer), ini sangat sabar dan telaten menjelaskan tiap hal yang harus di verifikasi kepada setiap orang tua mahasiswa, intinya apa yang di cantumkan mahasiswa ketika mendaftar SBMPTN online harus cocok dengan data / dokumen yang kita serahkan. All and all, verifikasi berjalan lancar.

Sebenarnya kami akan langsung kembali ke Surabaya pada jam 3 sore karena kami rencakan hanya akanmenginap semalam dan belum akan mencari kost hari itu, tetapi tiba – tiba petugas dari travel yang sudah kami pesan utk sore itu menelpon dan mengatakan bahwa mobil akan mengantar kami ke Surabaya dengan kondisi tanpa AC, karena kerusakan mendadak. Wow, perjalanan yang perlu waktu lebih dari 4 jam tanpa AC? No way. Akhirnya kami putuskan utk membatalkan dan reserve ke travel lain yang berangkat jam 10 malam, dengan kondisi hotel harus kami extend hingga jam kami dijemput travel dan kami manfaatkan waktu utk mencari kost (harus dapat kost) hari itu.

Setelah cek lokasi fakultas dan memperkirakan lokasi kost ideal yang “walking distance” dari dan ke kampus, again, puji Tuhan, kami dapatkan tempat kost tepat di depan kampus Universitas Jember, Ibu kost nya friendly dan care, tempat kost nya bersih dan lengkap, memberlakukan jam malam, yang terus terang saja untuk seorang Ibu seperti saya akan merasa aman karena anak saya tidak akan keluyuran bebas, dan tetap ter-awasi.

Tidak lupa cerita tentang kuliner di Jember, well, tidak ada yang di-klaim sebagai masakan khas Jember, semua sama seperti di Surabaya, hanya Prol Tape dan Dodol Suwar-suwir yang menjadi oleh-oleh khas dari Jember. Tidak ada mall besar disini, dalam arti mall seperti yang di Surabaya, yang disebut terbesar pun lebih seperti pusat perbelanjaan grosir, jadi mall bukan amusement point disini, yang disebut food court pun hanya ada tidak lebih dari 3 food stalls dengan menu standard yang very common.

Jember sangat dikenal dengan Jember Fashion Carnaval nya. Ini upaya pemerintah memajukan sektor wisata di Jember, dan tentu saja BBJ - "Bulan Berkunjung Jember". Saya membayangkan ketika itu semua didukung dg layanan publik yang professional, sumber daya manusia yang ditajamkan kesadaran tourism business-nya, kota yang tidak lagi semrawut, kesopanan ber-lalu lintas yang ditingkatkan, aah …. Perfect!

Jember tidak begitu besar, kesan secara keseluruhan atas kota ini : semrawut, penataan kota masih acakadul, ada beberapa tempat yg di-klaim sebagai down town, namun selain deretan toko – toko kuno juga ada perkantoran di situ, pun perumahan warga, bahkan sekolahan. Yeah, Kediri (kota asal saya) masih jauh lebih bersih, modern dan rapi. Iklim di Jember cukup hangat, means panas banget di siang hari dan sangat dingin ketika malam tiba. Warga nya kebanyakan berbahasa Jawa ‘ngoko’ atau Bahasa Madura.

Kami kembali ke Surabaya malam itu dengan banyak sekali cerita dan kesan tentang Jember, serta pengalaman dengan orang – orang yang kami temui selama kami tinggal, Jember …. dimana Kiki akan kuliah dan tinggal disini selama beberapa tahun ke depan.

Itu cerita perjalanan kami, dan kami kembali seminggu kemudian untuk registrasi ke kampus dan belanja perlengkapan kost Kiki. Kami kembali ke hotel yang sama, masih sama menyenangkan nya seperti ketika kami tinggal disini minggu lalu. Kami naik taxi dari hotel – kampus vice versa, dan masih mengalami hal yang tidak menyenangkan sehubungan dengan per”taxi”an di Jember, ha ha ha haaa …… atau karena saya seorang hotelier dan jadi terlalu “demanding” akan semua service yg sempurna. Ah, ngga juga! Bukankah sebagai penjual jasa transportasi mereka juga harus deliver their service in professional manners?

By the way, saya menyadari ada yang tidak bisa kita ubah, atau tidak seperti yang saya inginkan, tapi saya janji pada diri sendiri ketika nanti menemui hal – hal yang tidak menyenangkan lagi, atau yang low standard, saya akan lebih sabar, dan tetap in joy and at peace with it.

Sekarang saya sedang menikmati legitnya Prol Tape Jember, This is one of the good things of Jember, sambil melepaskan amarah dan kekesalan pergi dari hati, menuliskan ini membebaskan jiwa saya ….. happy reading!

Wednesday, May 1, 2013

GADGET - IN A POINT OF VIEW



It is hard to imagine living without gadget and internet connection nowadays. Laptop/Tablet, BlackBerry, SmartPhone, with all chatting application attached, : BlackBerry Messenger, LINE, Yahoo Messenger, Whatssap!, Skype, not to mention the social media app : facebook, twitter, Instagram or Flickr to share your photos, MySpace, and any other communication tools to keep us stay connected to the world, news corner to keep us updated : CNN online,  streaming TV channels, etc. We even have E-book for our reading pleasure. As if we would not need any one to fulfill your needs of information and entertainment. All is available in a gadget. Life is at hand.


Ironically even we have a Bible application in our gadget we don’t open / read it every day. It only helps us not to carry the heavy Bible to the church, and (frankly speaking) it caused me too lazy to make a sermon notes. I open my Bible in my gadget, and while listening to the sermon I also respond incoming emails or any communication appear. Did you do the same thing like me? Answer to yourself! (big smile). Gadget presents itself to substitute almost anything that we used to do manually or by interacting with others. This may be an addition to ‘what so called’ a modern life and being a cause of growing obsession of gadget.


This also is causing a change and affect in human relations, habit and behavior. Human interactions changed into virtual relations, Christmas Cards, Season greetings changed to mass text messages, mass emails or shared statuses on facebook, nothing personal anymore, well, I hope that the love and care expressed through those are remain genuine. A family dinner turns out to a quiet moment while each of family member focusing on their own gadget at hand, a relationship is harder now because conversations became texting, arguments became phone calls, feelings became subliminal messages online, and love expressions substituted by statuses on facebook . 


We don’t have a family photo album anymore since all have been posted on facebook and every friend could view it online. And, tell you the truth I hate when in occasions I see my friend attends more to his/her gadget than talking to me, or where they should have focused on one-on-one communication. Are you familiar to this kind of situation too, that your friend (or, simply yourself) intermittent look at gadget and leave you hanging talk to yourself, checking on recent updates every second, open email button every time even there’s no incoming email, or view photos in Instagram even when there is no new photos uploaded?. 


We have seen it all. The girl who keeps bumping into people while texting, that man shouting over his cell phone in a crowded place, and the kid next to you with his portable device blaring. Groan. How rude!. But wait, haven't we ourselves been guilty of these offences at some time or other? Or worse, we have been texting while ­driving and burying our noses in our ­SmartPhones in the presence of family members or guests at the dinner table. Admit it. Everyone is guilty of not minding their mobile manners.


Do you ever remember living in early 80’s or 90’s? I grew up in those years. We had no mobile phone, no internet, but we always managed to find each other, always managed to stick to appointments and enjoyed togetherness in real friendship, yes we have real friends, not just ‘virtual’ friends on facebook or follower in Twitter. Its because real friendship or relationship are something more than just followers on Twitter or friends in facebook.


Technology is made to be a part of our lives, to make it easier, more efficient, and more enjoyable. Gadgets, as we call them ... all do one thing. They communicate at light speed, well, darn close, pretty soon. We can talk to one another, and figure each other out, in an environment where we don't get right in front of us. But, to see how we use it nowadays, the purpose is being lost here. Something that is supposed to save our time has become a thing that takes up most of our time. We’ve been start losing social skills as we “hide” behind these gadgets. We almost lose touch with reality.


Hopefully we will learn how to use these wisely, meaningfully and utilize the time we save to achieve bigger goals.



Note : This thought came up when for almost 2 weeks I live “with no SmartPhone” (big smile) cause little trouble made it ‘stayed’ in its service center, yes I still have my laptop cause I use it for unfinished work that I bring it home, 2 weeks with no gadget and my life is just FINE. I’ll be always okay coz God knows where I am and my life is at HIS hand, hahahahaaaa …. and Kiki knows where to contact me, and that’s ……. enough for me. (big joyful smile)

Sunday, April 21, 2013

WHY DO YOU LEAVE ME?



Have you ever felt like left alone and being neglected? Being misunderstood, struggle with no help at all, alone and no one seems around to lend a shoulder to cry on, no one understand, no one listen, no one to share or you just simply not able to share the things, and seems that all those prayers were just bounced back from the ceiling.

My quiet devotion time led me to Jesus’ struggle in the garden of Gethsemane. Jesus was sad, felt like was being left and alone, and scared of what will happen to HIM. Yes, at the shape of HIS humanity HE felt so. HE said : “MY soul is very sad, even to death ….” (Mark 14:34). Even HIS Disciples could not help themselves sleeping and let HIM prayed alone.

Jesus prayed and repeatedly questioned The Lord of the possibility of taking the cup away from HIM, HE said : “Abba, Father, all things are possible to YOU, take away this cup from me, but even so not let my pleasure, but YOURS be done. (Mark 14:36). At the cross, HE was totally left by God, "Jesus said in a loud voice, Eloi, Eloi, lama sabachtani, My God, My God .... why are you turned away from ME?" (Mark 15:34)

No doubt, all things are possible to God. There is nothing HE can’t do. HE COULD definitely take the cup away from Jesus and not let all the torture and pain along the way to Calvary happen, and absolutely not let the crucifixion happen. But, we knew that Jesus’ prayers were not GRANTED.  While in HIS words God clearly said that : “…. Things which are not possible with man are possible with God” (Luke 18:27) Then, why didn’t God answer to Jesus’ prayer, and let the cup possibly taken from him? Wasn’t it possible to HIM?

“For God had such love for the world that HE gave HIS only Son, so that whoever has faith in HIM may not come to destruction but have eternal life” (John 3:16) That is the reason. That is the plan, God’s great salvation plan, that was fulfilled and carried out through the death of Jesus, that was how we reach our salvation, by having faith in Jesus.

So, I know now why God let all those things happen to me, where God is when I was in struggle, why HE kept in silence when I just made a careless decision. What HE is doing when I was wrong.  Sometimes HE let me walk alone, for I know that HE has equipped and prepare me to deal with life. HE has shown me HIS wisdom in silence. HE carries me in HIS shoulder when I don’t even have strength to walk anymore. HE let me laugh a while, to refresh and boost the energy to move forward …… in this sometimes ‘bumpy road’ called LIFE.

YES, HE possibly takes all the struggles away from me, but …… HE lets me prove that HE has given me strength to overcome any situation. HE said that HIS grace is sufficient for me to live my life. HE has a plan for me.  I may not understand now, but HE will bring me the next level of understanding of HIS love, HIS faithfulness, HIS wisdom.  “For MY thoughts are not your thought, or your ways MY ways, says The Lord. For as the heavens are higher than the earth, so are MY ways higher than your ways, and MY thought than your thought” (Isaiah 55:8-9)

Its just like an athlete that must do exercise with increased intensity day by day to gain the endurance. All those struggles and pain are to prepare and strengthen me to face and handle whatever life brings. And, let’s not forget that HE has a plan, a bigger plan, a victorious plan. “…. In quiet and rest is your salvation, peace and hope are your strength….” (Isaiah 30:15)

What about you? Are you in a certain situation now and keep questioning where God is, and why HE let these things happen to you? Just hang in there, keep in faith, because the truth is God has never left us alone.  HE has a plan for you! “For I know the plans I have for you, declares The Lord, plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a future” (Jeremiah 29:11)


***Bible scriptures are copied from Basic English Version-Bible

MARRIAGE IS A DAILY LIFE

Before I continue writing, forgive me for the title of this post that may sounds like it understates the meaning of marriage. NO! It is not ...